Skripsi Fakultas Pertanian
TINGKAT PERTUMBUHAN TANAMAN PADA KEGIATAN REHABILITASI DAERAH ALIRAN SUNGAI DI KAWASAN TAMAN NASIONAL KUTAI (Studi Kasus di Desa Menamang Kanan, Kabupaten Kutai Kartanegara)
Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas 17
Agustus 1945 Samarinda, Tingkat Pertumbuhan Tanaman Pada Kegiatan
Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai di Kawasan Taman Nasional Kutai (Studi
Kasus di Desa Menamang Kanan, Kabupaten Kutai Kartanegara) (dibawah
bimbingan Zikri Azham dan Dwi Ery Mujahiddin).
Penggunaan kawasan hutan untuk sektor non-kehutanan dapat dilaksanakan
melalui mekanisme Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) atau Tukar
Menukar Kawasan Hutan (TMKH). Rehabilitasi lahan adalah kegiatan yang secara
sengaja ditujukan untuk regenerasi pohon, baik secara alami dan atau buatan, pada
padang rumput, semak belukar, atau wilayah tandus yang dulunya merupakan
hutan, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, penghidupan masyarakat,
dan atau manfaat jasa lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman dan kondisi tanaman pada umur satu
tahun setelah penanaman pada kegiatan rehabilitasi daerah aliran sungai di
Kawasan Taman Nasional Kutai. Penelitian ini menggunakan metode Systematic
Sampling With Random Start yang dilakukan melalui teknik sampling. Penelitian
ini dilakukan di petak penanaman blok 29 petak 2 kawasan Taman Nasional Kutai
Desa Menamang Kanan, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Provinsi Kalimantan Timur.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan jumlah tanaman yang ada di
dalam 25 petak ukur adalah 1.830 tanaman dengan rata-rata 73 tanaman dan ratarata persentase tumbuh dari 25 petak ukur adalah 89,62%. Pertumbuhan tanaman
digolongkan dalam 3 kategori, yaitu tanaman sehat, merana, dan mati. Petak ukur
12 merupakan petak ukur yang memiliki kondisi tanaman paling buruk diantara
yang lain, sementara petak ukur yang memiliki kondisi tanaman paling baik adalah
petak ukur 19. Petak ukur yang memiliki tinggi tanaman tertinggi adalah petak ukur
20 dengan rata-rata tinggi tanaman 76,98 cm, sementara petak ukur dengan tinggi
tanaman terendah adalah petak ukur 7 dengan rata-rata tinggi tanaman 68,01 cm.
Hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa evaluasi terhadap pertumbuhan tanaman
baik MPTS dan tanaman kehutanan yaitu satu tahun setelah ditanam menunjukkan
keberhasilan yang tinggi yaitu 89,62%.
Tidak tersedia versi lain